Selasa, 21 Mei 2019

GLOBAL JOURNALISM


TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL
Penulis : Grace Priskila Hakim


Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA HAKIM)


TANGERANG – Industri tembakau merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar di Indonesia karena konsumsi rokok di bangsa ini sangat besar.

Fuad Baradja seorang ahli terapi berhenti rokok mengatakan bahwa Indonesia menjadi pasar rokok terbesar kedua di Asia setelah Cina.

“Ya, hal ini terjadi karena jumlah perokok dan penduduk Indonesia memang besar,” kata Fuad.
Diperkirakan, para perokok Indonesia menggunakan 5-7 persen penghasilan mereka setiap bulan untuk membeli rokok atau olahan tembakau lainnya. Tak heran banyak pabrik rokok yang beroperasi di Indonesia.

Kemunduran rokok di barat karena telah memberi dorongan kepada industri tembakau untuk memburu konsumen baru di negara-negara termiskin di dunia. Mereka mengarahkan seluruh tenaga untuk membawa produk yang sama, tipuan yang sama dan penipuan praktek pemasaran dan membawanya ke seluruh dunia.

Menurut Soegondo (2010: 29-30), produsen rokok sejak lama telah menggunakan pendekatan emosional untuk mengomunikasikan komoditasnya, yaitu rokok. Dari suatu komoditas yang diketahui membahayakan kesehatan, pesan dikemas sedemikian rupa sehingga rokok menjadi simbol budaya dan gaya hidup yang positif. Yang dipresentasikan adalah karakteristik rekayasa yang diharapkan mampu menciptakan persepsi, makna, gengsi, identitas dan kenikmatan bagi khalayaknya.

Ada dua kemungkinan kebohongan yang paling menghancurkan dalam sejarah bisnis di dunia adalah merokok tidak menyebabkan penyakit dan tidak memasarkannya ke anak kecil. Banyak iklan rokok dimana-mana yang mengatakan rokok itu keren, rokok itu menyenangkan dan rokok itu seksi. Terdapat berbagai kandungan zat kimia di dalam rokok, yaitu karbon monoksida, nikotin, tar, cadmium, acrolein, amoniak, asam format, hydrogen sianida, nitrous oxid, formaldehid, fenol, asetol, hydrogen sulfide, piridin, metal klorida, methanol. Kandungan dalam rokok itulah yang dapat membunuh seseorang bila mengkonsumsinya terus menerus.

“Sudah ngerokok dari SMP. Saya ngerokok karena faktor lingkungan. Pas dicoba enak aja gitu, sampe sekarang terus ketagihan,” ujar Johan mahasiswa yang menjadi perokok aktif.  

Di daerah Times Square kota New York dapat ditemukan iklan-iklan untuk hampir semua barang, tetapi ada satu produk yang tidak dapat ditemukan diantara papan-papan iklan yang berbinar-binar yaitu rokok. Iklan-iklan rokok telah banyak dilarang di Amerika Serikat. Disana sebungkus rokok seharga $12.00.

Suni (36) salah satu pedagang warung yang menjual rokok mengatakan keuntungannya tidak terlalu besar tetapi banyak yang mencarinya. Sebungkus rokok dibandrol sekitar Rp 9.000 – Rp 25.000.

“Jual rokok hanya untuk pemanis aja jadinya. Untungnya mah kecil, paling seribu sampai seribu lima ratus,” tambahnya. 
Sebungkus rokok yang dapat membuat orang ketagihan ketika mencobanya. (GRACE PRISKILA HAKIM)

New York adalah tempat termahal di Amerika untuk membeli rokok. Harganya berlipat kali ganda dari pada sekarang ini, dikarenakan Pajak-Sin besar yang ditetapkan baru-baru ini oleh pemerintah daerah dan negara dalam usahanya untuk mencegah konsumen untuk merokok.

Pendapatan mereka menjadi menurun karena harganya yang cukup mahal. Dahulu Amerika dijuluki sebagai negara Malboro. Pada waktu itu harga rokok masih sangat murah, kira-kira sama harganya dengan permen dan dapat merokok dimana saja.

Faud mengatakan bahwa di Indonesia ini harga rokok dijual dengan harga yang relatif murah, iklannya bisa kita temui dimana saja sehingga membuat orang tertarik untuk merokok. Hampir tidak ada batasan untuk tidak merokok. Masyarakat dengan bebas untuk merokok ditempat yang mereka ingini, kecuali tempat-tempat tertentu yang bebas rokok. Pembungkusan bahaya gambar rokok yang hanya 40% membuat masyarakat tidak begitu menghiraukan. Sedangkan di luar negri sendiri, sebesar 85% gambar bahaya rokok sehingga bisa membuat orang yang ingin membelinya untuk berpikir dua kali. 

Fuad Baradja seorang ahli terapi berhenti merokok di jalan Semeru, Jatiwarna, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (7/5/2019) pukul 17.30 WIB. (GRACE PRISKILA HAKIM)

Untuk industri tembakau, Indonesia menawarkan wilayah baru yang subur dan sangat menarik. Dengan peraturan pemerintah yang sedikit atau tidak ada untuk industri tembakau. Indonesia merupakan negara terpadat ke empat di dunia.

Kebanyakan dari acara di sponsori oleh produksi rokok. Djarum yang merupakan salah satu industri pembuat rokok terbesar. Bebas dari banyak peraturan dan restriksi yang menghambat usaha mereka di barat, cara agresif industri tembakau di tempat seperti ini tentu saja mendapatkan hasil. Di Amerika, seperti halnya di negara lain, menjual produk-produk tembakau pada anak dibawah umur 18 tahun adalah illegal. Di Indonesia, tidak ada peraturan semacam itu.

Target utama pasar rokok adalah anak muda, yang tidak resmi umur 14 tahun, dan resminya 18 tahun keatas. Pada tahun 2005, orang-orang Malboro di Philip Morris membayar sekitar 5 milyar dollar untuk membeli salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, yaitu Sampoerna.

Di Amerika sendiri, pemberentian penggunaan rokok sudah berdekade dimana ada persetujuan tentang sifat rokok yang dapat menghancurkan. Sedangkan di Indonesia masih menjadi perbedabatan.

Pajak untuk rokok juga membawa kira-kira 7 milyar dollar per tahunnya untuk pemerintah. Pemasukkan berasal dari industri tembakau, tetapi hal ini juga bisa membahayakan masyarakat. Banyak yang meninggal akibat rokok ini. Iklan rokok dengan tampilan yang terbuka membuat orang semakin tertarik untuk mencobanya. Merokok tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi dapat menyebabkan kemiskinan. Pemerintah Indonesia lemah dalam menanggapi hal ini. Kita merupakan satu-satunya negara yang Asia terbesar yang tidak memiliki konfensi pengawasan rokok. 



REFERENSI

Minggu, 17 Maret 2019


TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE


Dalam tugas Reporting on Science Technology ini saya akan membahas tentang penyakit DBD. Demam Berdarah Dengue atau biasa yang kita kenal dengan singkatan DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus Dengue yang dibawa oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara dan tidak dari orang ke orang. Virus Dengue ini memiliki empat tipe, yaitu DEN 1-4. Tidak menutup kemungkinan bila seseorang telah mengalami sakit DBD, lebih berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.
Sebagai orang awam, terkadang publik tidak mengetahui lebih mendalam penyebab timbulnya penyakit DBD. Kebanyakan masyarakat hanya tahu karena gigitan nyamuk saja. Populasi penduduk yang terus bertambah dan mobilitasnya yang terus meningkat telah menyebabkan virus ini menyebar luas di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
Berikut ini saya akan jabarkan beberapa faktor penyebab DBD, pertama adalah umur. Menurut beberapa penelitian bahwa usia anak-anak kurang dari 12 tahun akan lebih rentan dibandingkan orang dewasa. Dikarenakan akan-anak belum memiliki kekebalan tubuh yang lebih. Kedua, tempat penampungan air dapat menjadi sarang jentik yang kemudian menjadi nyamuk dewasa. Sebaiknya tempat penampungan air jagan dibiarkan terbuka melainkan menutupnya ketika selesai digunakan. Ketiga, memiliki kebiasaan menggantung pakaian di luar dan di dalam kamar sangat digemari nyamuk untuk berkembangbiak bahkan untuk bertelur.
            Melalui konsultasi saya dengan Dokter Umum Hendri Pangestu yang membuka Klinik di daerah Pasar Baru Tangerang. Dua tahun lalu, tepat di bulan maret saya datang ke kliniknya untuk melalukan pemeriksaan. Keluhan yang dirasakan adalah sakit demam selama tiga hari lamanya. Kemudian ia menganjurkan untuk tes darah agar lebih jelas sakit yang dialami. Menurutnya, demam yang sudah tiga hari tersebut, dan suhunya naik turun disertai sakit kepala, mual dan muntah, badan terasa nyeri dan lemas merupakan gejala dari DBD. Pada hari keempat, akhirnya saya memutuskan ke rumah sakit di Kota Tangerang  untuk melakukan tes darah. Hasil labnya pun mengatakan saya positif DBD. Ketika sudah dinyatakan positif, bitnik-bintik merah di tubuh baru muncul dan terasa perih bila terkena gesekan pakaian yang sedang dikenakan atau sedang mandi.
            Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan dari 1-12 Maret 2019 ini sudah ada 172 yang sudah terjangkit DBD. Dikabarkan seorang anak 17 tahun dan berusia empat tahun asal Jakarta Timur meninggal akibat DBD. Menurut kabar rumah sakit, anak usia 17 tahun sudah sakit parah baru dilarikan ke rumah sakit swasta. Ia meninggal ketika akan dirujuk ke RSUD. Pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian ini adalah, masyarakat harus lebih mengerti bagaimana gejala dan faktor dari suatu penyakit. Tetapi kendalanya, untuk masyarakat menengah kebawah kurang mengerti medis, menganggap sepele sakit demam itu.
            Penyakit DBD harus ditangani dengan segera. Banyak masyarakat awam, terutama yang berkebudayaan Tionghoa menyakini bahwa air olahan angkak bisa digunakan untuk menaiki trombosit penderita. Padahal para ahli atau peneliti belum memberikan penjelasan tentang angkak tersebut apakah bisa menaiki trombosit. Melalui siaran televisi tentang kesehatan di salah satu channel, dokter mengatakan bahwa buah jambu merah tidak bisa meningkatkan trombosit. Pernyataan itu adalah mitos. Kesalahan dari masyarakat mudah percaya tanpa menyelusuri lebih dalam dari mana asal pernyataan tersebut.
            Penjelasan diatas terkadang hanya menyebutkan kata “menurut peneliti” sehingga membuat masyrakat yang membaca dan mendengarnya merasa percaya dan yakin bahwa hal tersebut memang sesuai dengan faktanya. Akan tetapi, kebanyakan dari penulis blog tidak disebutkan nama dari peneliti itu sendiri. Beberapa teman yang saya tanyakan mengenai bagaimana cara mencari tahu tentang sesuatu di Google ? Tujuh dari mereka menjawab, percaya akan adanya penjelasan dari para peneliti. Dan mempercayaai kalau artikel pertama yang muncul itu yang bisa dipercaya.
Seharusnya pemerintah bisa menindaklanjuti kasus seperti ini. Adanya seminar atau terjun langsung ke desa-desa tentang pencegahan penyakit DBD. Terkadang tidakhanya masyarakat awam yang kurang mengerti gejala-faktornya. Masyarakat yang telah mengerti teknologi saja masih belum bisa menggunakannya dengan baik. Dengan adanya Google, yang bisa kita gunakan dan bisa mencari apa saja belum sepenuhnya digunakan dengan baik. Pemerintah harus mengadakan penggunaan teknologi dengan tema “Literacy Media” agar pengguna bisa memanfaatkannya sesuai kebutuhan dan kepentingan pribadi. 
           



Referensi :

Sabtu, 16 Maret 2019

Dalam tugas Reporting on Science Technology ini saya akan membahas tentang penyakit DBD. Demam Berdarah Dengue atau biasa yang kita kenal dengan singkatan DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk 

Sabtu, 25 November 2017

ENVIRO PETA


SATU PETA UNTUK INDONESIA 


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau biasa disebut dengan Republik Indonesia (RI) adalah negara di Asia Tenggara yang berada diantara benua Asia dan Australia, serta berada diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dari Sabang sampai Marauke banyak sekali yang bisa kita dapatkan. Mulai dari kekayuaan akan pertumbuhan ekonomi, kekayaan sumber daya alam, potensi swasembada pangan, keanekaragaman flora dan fauna, serta keindahan pesisir dan laut. Akan tetapi, semua itu mulai tercemar yang disebabkan oleh jumlah penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kemudian pemukiman semakin bertambah. Perambahan hutan terus berlangsung. Kebakaran hutan terjadi dimana-mana, kerusakan mangrove, pencemaran air maupun ekosistem di laut dan kerusakan terumbu karang. Semua ini dikarenakan adanya campur tangan dari manusia.
Banyaknya pemukiman menyebabkan persediaan lahan berkurang. Sehingga menyebabklan permaalahan mengenai sengketa lahan. Sengketa lahan merupakan hal yang umum terjadi di Indonesia. Di mana dokumen atau bukti kepemilikan seringkali tidak ada atau tidak lengkap, dan peta seringkali berbeda dari satu instansi pemerintah dengan instansi pemerintah lainnya. Inilah alasan besar mengapa para petani kecil, masyarakat yang sebelumnya memegang kepemilikan atas lahan, masyarakat adat, dan pihak-pihak lainnya seringkali mengalami situasi dimana lahan mereka kemudian diambil dan digunakan oleh perusahaan besar. Misalnya untuk produksi sawit, kayu, atau tambang. Terkadang instansi pemerintah yang berbeda bahkan memberikan izin usaha yang berbeda-beda dikarenakan kewenangan yang tumpang tindih.
Tidak adanya satu peta tata guna lahan sebagai rujukan bersama serta proses peradilan yang lamban dan seringkali tidak berfungsi mengakibatkan mereka yang merasa dianiaya tidak punya banyak pilihan untuk mendapatkan keadilan, sehingga sengketa terus berlanjut dan terkadang berujung pada kekerasan.
Diperlukan pengelolaan sumberdaya alam yang tepat dengan cara penanaman hutan kembali, diperlukan data geospasial, serta pemetaan guna mengetahui letak dan kepastian pemilik lahan yang saat ini telah dilakukan oleh berbagai pihak. Ada berbagai macam sebutan untuk pemetaan, yaitu Overlap (beberapa pihak memetakan wilayah yang sama). Gap (beberapa wilayah belum terpetakan). Presiden Jokowi mengatakan bahwa sekarang ini, karena kita tidak mempunyai “one map policy” (kebijakan satu peta) sehingga yang terjadi adalah sebuah tumpang tindih.
Perihal mengenai tumpang-tindih, seorang petani di Sumatera Selatan bernama Saad harus kehilangan lahannya seluas 38 hektar (94 akre) lahan yang dulu dimiliki keluargannya. Pada tahun 1997, perusahaan datang untuk meratakan lahan tersebut dan menanaminya dengan sawit. Kemudian dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan, kosmetik, biodiesel, serta ratusan produk lainnya di seluruh dunia. Sawit telah menghasilkan banyak keuntungan dan membawa miliaran dolar pendapatan bagi Indonesia dari perdagangan luar negeri. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan sawit sangat besar. Desentralisasi besar-besaran yang terjadi di Indonesia pada tahun 1999 membuka jalan bagi instansi pemerintah untuk menerbitkan konsesi lahan kepada para investor.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah sedang berupaya menyusun sebuah satu peta tunggal Indonesia dengan menggunakan teknik-teknik pemetaan partisipatif dan transformasi konflik melalui sebuah inisiatif bernama Satu Peta. World Resources Institute (WRI) Indonesia sedang tengah mendukung implementasi kebijakan Satu Peta yang diusung oleh pemerintah pusat sebagai pendekatan inovatif demi menyelesaikan perselisihan tersebut. Tim WRI bekerja sama dengan komunitas masyarakat di empat provinsi yaitu Riau, Sumatera Selatan, Papua dan Papua Barat untuk membantu menyusun peta terpadu dan mempertemukan para pemangku kepentingan yang berselisih untuk menemukan solusi. Kebijakan satu peta yaitu satu referensi, satu standar, satu basisdata dan satu geoporial.
            Infrastruktur dasar terkait tata guna lahan masih butuh perbaikan. Kepastian hukum terhadap lahan terbilang sangat lemah. Sengkarut permasalahan sosial serta faktor historis penggunaan lahan jarang tersentuh. Pengelolahan satu peta ini masih dalam perbincangan. Dikarena ada bebrapa faktor yaitu konservasi, ekstensifikasi, masyarakat adat, desa dinas.
Ada beberapa proses yang verifikasi dan validasi Hutan Adat. Seorang  Bupati/Kepala Daerah membuat surat permohonan penetapan areal hutan adat kepada Menteri LHK. Kemudian tim verifikasi dan validasi melakukan adminitrasi verifikasi dan validasi. Melihat biofisiknya dan langsung terjun ke lapangan menuju kelembagaan NHA. Lalu menyusun berita acara verifikasi dan validasi. Mengikuti alur dan SK Penetapan Pencantuman Areal Hutan Adat.

Seringkali terjadi dua sertifikan kepemilikan lahan. Contohnya Aldi dan Andi memiliki kesamaan sertifikat lahan tanah. Melalui masalah tersebut, dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan cara teknik. Menggunakan sistem pengumpulan data yang dibutuhkan. Kedua, dengan cara non teknik. Pengsingkronan peta-petanya. 

Jumat, 17 November 2017

ENVIRO GAMBUT

Berkurangnya Lahan Gambut Di Indonesia 


       Pada umumnya belum seratus persen masyarakat Indonesia mengetahui apa itu gambut, bagaimana terciptanya dan tak jarang juga masyarakat yang memperdulikannya. Awalnya memang kehadiran gambut tidak begitu diperkenalkan oleh pemerintah. Hutan gambut atau lahan tropis merupakan suatu ekosistem yang paling penting bagi Indonesia. Gambut berada di daerah Kalimantan, Sumatra, Papua Barat. Gambut berfungsi sebagai penyerapan karbon dalam jumlah yang banyak. Contohnya adalah memiliki tanah yang subur, udara yang segar, serta pelestarian lingkungan. 
            Awal mula terbentuknya lahan gambut adalah dari sisa-sisa makanan yang telah membusuk. Tidak hanya itu, ranting, daun, pohon-pohon besar, biomassa (yang masih hidup) dan nekromassa (yang sudah mati) memiliki peranan yang sama. Dengan banyaknya sampah organik yang jatuh ke tanah akan membuat tanah semakin subur. Karena terdapat kandungan organik yang dihasilkan. Proses pembusukan ini biasanya terjadi di lahan rawa-rawa karena sifatnya yang asam. Tanah gambut memiliki tekstur yang sangat lunak. Bila ditekan, maka akan menghasilkan air.
            Menurut penelitian, gambut sudah ada sejak 9.500 SM. Gambut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gambut pedalaman dan gambut pantai. Gambut pantai terbentuk sejak  5.000 SM yang menyebabkan muka laut meningkat dan terbentuk delta-delta. Setelah itu, penempatan dan pengisian danau dangkal oleh tanaman air dan vegetasi lahan basah. Kemudian pengisian inilah ya menjadi berbagai jenis gambut. Sedangkan gambut pedalaman sama dengan hutan gambut. Kekayaan gambut semakin meningkat sejak adanya peristiwa seperti bencana alam.
            Pada abad ke-20, terjadi perusakan lahan gambut. Lahan gambut yang subur berubah menjadi hitam karena kelapa sawit, pohon akasia, dan kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia. Sekitar tahun 1967, terjadi kabut asap pertama di Palembang. Dan kabut asap terjadi lagi, melanda Kalimantan Selatan. Gambut banyak diminati oleh pengusaha untuk dijadikan bahan bakar sebagai energi. Banyak yang mengatakan bahwa gambut menyimpan 5.000-6.000 kilo kalori per kilogramnya. Tetapi cara yang digunakan sangat membahayakan lahan gambut itu sendiri. Bila hal ini terjadi, maka akan menghabiskan stok karbon pada gambut. Kebakaran hutan hebat terjadi pada tahun 1997. Menyebabkan terlepasnya  karbon hingga 2,57 Gigaton.
 Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, gambut menjadi sasaran proyek 1 juta hektar untuk pertanian. Tanpa berpikir panjang, Pak Hatta panggilan akrabnya mengiyakan hal ini. Beliau berkata “Daripada (gambut) hanya genangan air, lebih baik kita memanfaatkannya karena rakyat tetap membutuhkan pangan.” Setelah Presiden Soeharto tidak menjabat lagi, kebun kelapa sawit dan pohon akasia di lahan gambut terjadi kebakaran hutan tiap tahunnya. Kebakaran ini terjadi dikarenakan pembangunan kanal untuk drainase, yang menyebabkan gambut mengering. Proses kanalisasi membuat gambut mudah terbakar dengan sedikit pancingan panas dan api. Sehingga banyak karbon yang terlepas ke udara. Kualitas tanah pun menurun.
Terjadinya kebakaran pada lahan gambut, akan sangat sulit untuk dipadamkan. Pertama, ketika lahan gambut kering, api kecil, cuaca yang sangat panas bahkan rokok bisa memicu kebakaran. Kedua, api bisa menyebar hingga lapisan gambut dalam yang kedalamannya 4 meter. Ketiga, walaupun api di permukaan sudah padam, bukan berarti api di lapisan dalam juga padam. Api bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bisa menjalar ke tempat lain.
 Indonesia menjadi tuan rumah bagi lahan gambut tropis terbesar di dunia. Emisi karbon dari dekomposisi dan kebakaran gambut berkontribusi sebesar 42 persen dari total emisi Indonesia. Kebakaran gambut pada tahun 2015 telah menggeser posisi Indonesia dari peringkat keenam menjadi ke peringkat keempat sebagai produsen karbon terbesar di dunia. Dampaknya adalah emisi gas rumah kaca atau setara dengan 1.636 juta ton CO2, kerugian mencapai 200 triliun. Pak SBY saat masih menjabat pernah mengatakan bahwa pemerintah akan mengurangi emisi karbon sebanyak 26% dari Business as Usual pada tahun 2020, era moratorium hutan. Inpres tahun 2011 yang telah ditetapkan tidak berjalan secara efektif.
Bulan Juni – September 2014 sekitar 4.000 hektar lahan gambut hilang karena perizininan 1.605 hektar rawa Tripa untuk kelapa sawit. Pak Jokowi melakukan blusukan ke Sei Tohor, Kepulauan Meranti, Riau 27 November 2014. Beliau mengatakan bahwa lahan gambut harus dilindungi, karena merupakan ekosistem. Indonesia janji melakukan penurunan emisi pada tahun 2030.
Restorasi gambut saat ini juga sedang diperbincangkan. Bagaimana memetakan lahan gambut, apa jenisnya dan sudah ada sejak kapan, cara membasahi gambut kembali, penanaman di lahan gambut, serta memperdayakan ekonomi lokal. Josefhine Chitra selaku anggota WRI mengatakan, akan sangat sulit untuk membuat lahan gambut. Membutuhkan waktu ratusan tahun agar gambut dapat tercipta. Agar dapat menjaga lahan gambut kita tetap terjaga, alangkah baiknya kita mengurangi penggunaan kertas, membaca informasi mengenai lahan gambut, dan gunakan produk kosmetik yang dengan sawit ramah lingkungan.

Sabtu, 11 November 2017

ENVIRO IAR


Penyelamatan Orangutan



Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia atau biasa disebut dengan yayasan IAR yang berlokasi di Sinarwangi, Ciapus, Bogor. Yayaysan IAR adalah organisasi yang bergerak di bidang penyelamatan, rehabilitasi dan konservasi satwa liar. Saat ini IAR memfokuskan kegiatannya pada satwa primate yaitu kukang, monyet ekor panjang dan beruk, serta orangutan. Penyelamatan ini dilakukan baik di dalam maupun di luar Indonesia. Orangutan atau nama lainnya adalah mawas adalah sejenis kera dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau kecoklatan yang tinggal di hutan gambut. Di dalam hutan terjadi pengkaplingan wilayah untuk memudahkan dalam merawat dan menjaga orangutan. Luas tanahnya mencapai 300 hektar. Orangutan ini tinggal di hutan gambut untuk melangsungkan kehidupannya.
Saat ini orangutan menjadi salah satu binatang yang terancam punah, bisa juga dikatakan sangat punah dan akan punah. Salah satu penyebabnya adalah dari ulah manusia. Pengurangan hutan secara besar-besaran. Hutan dibabat untuk lahan pertanian dan perkebunan kelapa sawit, serta permukiman warga sehingga mengancam kelangsungan hewan-hewan. Banyak yang melakukan aksi pemburuan liar. Hal ini disebabkan karena manusia merasa dirugikan dengan adanya hewan-hewan ini yang masuk kedalam hutan kemudian mencuri hasil perkebunannya. Perdagangan secara ilegal yaitu pencurian bayi-bayi orangutan. Pemburu terlebih dahulu memangsa induknya untuk dibunuh. Kemudian barulah diambil bayinya. Hal ini menyebabkan setiap satu bayi orangutan pun semakin habis dan mengancam kelangsungan hidup orangutan. Orangutan yang tinggal di lahan gaambut ini mudah terbakar bila air gambutnya mengalami kekeringan. Tidak hanya itu, kebakaran hutan juga disebabkan akibat ulah manusia yang menyebabkan beberapa orangutan terkena luka bakar bahkan sampai ada yang mati. Hutan juga diubah menjadi lahan pertambangan. Pertambangan mengubah seluruh isi hutan.
Kejadian ini yang membuat tim organisasi IAR mengadakan beberapa langkah untuk meningkatkan populasi orangutan kembali. Pusat dari Yayasan IAR berada di Inggris, Amerika, Kanada. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menangkap orangutan. Pertama, dengan mengusir orangutan dengan suara bunyi-bunyian. Bila cara ini tidak ampuh, tim menggunakan cara yang kedua, yaitu dengan membius orangutan yang sudah ditargetkan. Setelah itu, orangutan tersebut jatuh kedalam jaring yang telah dsediakan.  Orangutan yang telah berhasil ditangkap, akan mengikuti tahap selanjutnya yaitu rehabilitas.
Di rehabilitasini, orangutan ini dibius yang disesuaikan dengan umur dari orangutan tersebut. Dalam masa rehabilitasi, orangutan dikarangtina selama delapan minggu atau dua bulanlamanya. Dilhat dari kondisi orangutan yang sudah bisa dilepas atau bebas dari penyakit. Sebesar 97% DNA orangutan hampir sama dengan manusia. Untuk melakukan tes apakah ada spesies baru, menggunakan patogen untuk dikembangbiakkkan lalu dicek di laboratorium. Pengecekan ini bisa dari rehak, kotoran, dan lain sebagainya. Dari pengecekkan tersebut, barulah bisa ditemukan apakah ada spescies baru atau tidak. Salah satus pesiesnya adalah Pongo Pygmaeus dari Kalimantan, Aboliee dari Sumatera, dan Tapanesliensis merupakan spesies baru yang ditemukan.
“Biaya yang dikeluarkan yayasan untuk memberikan makan dan medis adalah 150 dollar untuk satu orangutan. Belum lagi kalau ada yang dirawat, maka biaya yang digunakan adalah 250 dollar per orangutan.” Jelas Tantyo Bangun saat presentasi dalam mata kuliah Enviro. Setelah selesai dikarangtina, orangutan juga belajar disekolah khusus orangutan. Di sekolah, orangutan bisa bermain sambil belajar sebagai bekal mereka jika sudah dilepas di hutan. Batas pengajaran kepada orangutan sampai usia satu setengah tahun, karena masih bisa di ubah tingkah laku, karakter agar lebih mudah diatur. Dalam tahap pengajaran, kesulitan tim yaitu dalam mengajari orangutan ketika mereka dalam bahaya. Contohnya ketika di dekat mereka ada seekor ular, mereka bukannya menjauh tetapi berusaha untuk mendekati ular tersebut.
Tahap ketiga yaitu pelepasan orangutan. Saat pengembalian orangutan kehutan, terlebih dahulu disuntik setengah bius dan digotong kehutan, barulah dilepas. Pelepasan berada di tiga titik. Titik pertama di Taman Nasional Bukit Baka. Titik kedua di Gunung Palung Nasional Park.Dan titik ketiga di Hutan Lindung Gunung Tarak. Setelah dilepas sesuai dengan kesepakatan tim, yayasan tidak seratus persen benar-benar melepasnya. Tetapi setiap harinya mereka melakukan pengecekan apa saja yang dilakukan, dari mana ia mendapatkan makanan. Segala aktifitas orangutan dikontrol selama beberapa hari kedepan. Jika memang memungkinkan sudah mampu sendiri, maka orangutan tersebut akan hidup bebas kembali di hutan.

Tempat tinggal untuk setiap orangutan diberikansatu kilometer persegi. Untuk sekarang ini, Yayasan IAR sudah menampung sebanyak 112 orangutan. Angka ini mengalami peninggkatan dari tahun sebelumnya. Semakin banyak orangutan yang ditampung, maka akan semakin besar juga masalah yang ditanggung. Untuk menghitung jumlah populasi. Orangutan juga membuat sarang di hutan untuk tempat tinggal mereka. Tim yayasan bisa mengetahui jumlah orangutan dari sarang yang dibuatnya itu. Penelitian membuktikan orangutan yang tinggal di penangkaran dan karangtina umurnya lebih pendek dari orangutan yang hidup di alam bebas.

Jumat, 03 November 2017

Before The Blood

Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim di Dunia


Film Before The Flood merupakan film dokumenter yang di bintangi oleh Leornardo DiCaprio yang dibuat oleh National Geographic dan ditayangkan di TV Nat Geo maupun beredar luas di Youtube. Film ini menceritakan bagaimana banyak kejadian yang menyebabkan kerusakan lingkungan maupun perubahan iklim. Serta dampak yang dirasakan masyarakat yang ada di dunia. Dalam film ini, beberapa negara diambil sebagai contoh untuk menunjukkan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, yaitu Amerika dan kanada, China, India, Indonesia. Serta kepulauan, pengusaha, peningkatan suhu bumi yang dibahas dalam film tersebut.
Dimulai dari Amerika dan Kanada. Perusahaan perkebunan yang ada disana mengalami kerusakan akibat ekolasi minyak dan gas. Ini disebabkan kurangnya rasa kepeduliaan masyarakat Amerika terhadap lingkungan sekitar. Karena segala sesuatu yang dilakukan manusia dapat menghasilkan karbon dioksida. Misalnya dari cerobong asap yang dihasilkan dari kegiatan pabrik. Menyebabkan polusi udara dan berdampak pada kesehatan manusia dari asap yang dihasilkan pabrik tersebut. Masyarakat di laut Atrik menjelaskan bahwa air laut disana awalnya sangat biru. Akan tetapi laut tersebut berubah menjadi es dan tidak sebiru yang dulu. Seorang ahli geologi juga mengatakan bahwa pada tahun 2040 laut tersebut sudah bisa dilewati kembali. Ini dikarena es nya telah mencair dan bisa berlayar di kutub utara pada saat musim kemarau. Perusahaan minyak ini yang membuat suatu aksi suap kepada berbagai pihak yang bersangkutan untuk tidak mempercayai adanya perubahan iklim. Sehingga pihak perusahaan tidak merasa bersalah dan dapat membela dirinya.
Lain halnya di China, sekitar kota Beijing dan Shandong banyak yang menggunakan batubara sebagai bahan untuk industri energi. Kekhawatiran masyarakat disana semakin nampak dengan adanya perubahan iklim dapat mengganggu kesehatan mereka. Selanjutnya adalah di India. India merupakan negara yang berpolusi tinggi bahkan tertinggi di dunia. Karena banyak kegiatan mereka yang menggunakan batubara untuk kegiatan sehari-hari dan kelangsungan hidupnya. Sunita Narain yang berasal dari pusat sain dan lingkungan mengatakan bahwa sekitar 300 juta penduduk India belum mendapatkan energi. Masyarakat India menggunakan kotoran sapi sebagai bahan bakar. Persediaan batubara di India cukup besar. Tetapi penggunaan batubara masyarakat Amerika lebih boros dibandingkan masyarakat India. Dikarenakan rumahnya lebih besar sehingga membutuhkan listrik yang lebih banyak. Walaupun penduduk di India sangat banyak. Mereka berharap agar masyarakat Amerika lebih bijak dan efisien lagi dalam menggunakan batubara.
Di dalam film tersebut juga mengangkat Indonesia sebagai salah satu emiter kabon terbesar dunia. Penyebabnya adalah deforestasi besar-besaran di wilayah tersebut. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menghasilkan polusi karbon yang tinggi dari jumlah karbon yang dihasilkan rata-rata seluruh aktivitas Amerika per hari.  Ekosistem Leuser di Aceh, di mana tingkat pembukaan hutan yang sangat tinggi telah memperburuk masalah perubahan iklim. Leonardo DiCaprio terlihat kesulitan pada saat melihat pemandangan di luar pada saat berada di dalam helikopter. Kerusakan hutan yang terjadi di Sumatra merupakan akibat dari eksploitasi dan sengaja dihanguskan untuk penanaman kelapa sawit. Kejadian ini bukan satu dua kalinya terjadi. Bahkan sering dan memang sengaja diperencanakan.
Pulau Sumatra dipakai untuk penanaman kelapa sawit karena memiliki luas lahan Perkebunan Rakyat (PR) terbesar dibandingkan pulau lainnya. Luasya bisa mencapai 3.526.582 hektar. Sumatra juga dikenal luas akan keberadaan perusahaan-perusahaan tua perkebunan yang sudah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda. Keberadaan perkebunan kelapa sawit memiliki andil besar terhadap pembangunan daerah, seperti penyediaan lapanagn pekerjaan, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat luas. Masyarakat Indonesia mendapatkan keuntungan besar dari ketersediaan pasokan kelapa sawit yang melimpah di dalam negeri.
Banyak keuntungan yang kita dapatkan dari kelapa sawit. Produksi minyak yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak, minyak industri, dan bahan bakar seperti biodiesel. Oleh sebab itu, banyak hutan yang ada di Indonesia diubah menajdi perkebunan kelapa sawit. Indonesia bangga dengan produksi kelapa sawitnya yang sangat berlimpah. Tanpa disadari, semakin besar produksi kelapa sawit maka akan semakin besar juga kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagaimana tidak ? Lahan hutan yang seharusnya untuk kelangsungan hidup binatang dan kelestarian lingkungan, diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Satu pohon kelapa sawit saja dapat menyerap air yang sangat banyak. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak hutan yang sudah tiada untuk digantikan sebagai perkebunan kelapa sawit. Berbagai penelitian dan para ilmiah mengatakan bahwa aktivitas perkebunan kelapa sawit dan pengolahan hasil produksinya telah menimbulkan berbagai penyakit bagi ekosistem hutan dan sekitarnya. Indikatornya banyak dan tak bisa ditutupi. Tanah-tanah pada perkebunan kelapa sawit dan lahan sekitar yang tercemar oleh aktivitas pengolahan minyaknya. Kelompok mikroorganisme indicator kesuburan tanah juga mengalami penurunan. Dan sangat sulit untuk sekarang ini memperbaiki keadaan lingkungan dan perubahan iklim yang ada.


Pemerintah harus bekerja keras untuk membangkitkan kembali keadaan lingkungan ala mini. Karena semakin hari akan semakin memburuk bila tidak dilakukan pencegahan dari sekarang. Melalui film “Before The Flood” ini bisa membuat masyarakat dunia sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari peistiwa ini dan untuk lebih peduli lagi kepada alam khususnya lingkungan. 

GLOBAL JOURNALISM

TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL Penulis : Grace Priskila Hakim Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA ...