Kamis, 31 Agustus 2017

Liburanku

Grace Priskila Hakim – 00000026391

5W + 1H
1.      What   : Berlibur
2.      Where  : Taman Nasioanal Gunung Gede Pangrango
3.      When   : Sabtu, 7 Mei 2016
4.      Who    : Saya (Grace) berserta dengan kedua kakak saya, mama saya, dan teman-teman gereja
5.      Why    : Kami mengunjungi air terjun yang ada disana
6.      How    : Perjalanan untuk sampai ke tempat air terjun sangatlah terjal

SATU YANG TAK TERLUPAKAN


Cahaya terangnya matahari mulai tampak perlahan-lahan untuk menunjukaan kehebatannya di bumi ini. Kicauan burung-burung di udara begitu indah menghiasi pagiku. Sabtu 7 Mei 2016 merupakan pengumuman kelulusan bagi Sekolah Tingkat Atas (SMA). Sekitar pukul sembilan pagi pengumuman tersebut akan dikirim melalui email masing-masing siswa. Sehari sebelumnya saya bersama dengan teman-teman gereja sedang berlibur dan menginap di vila kawasan Puncak, tepatnya di Vila Puncak Resort. Suara handphone berbunyi petanda email masuk. Kemudian saya bergegas untuk cek dan itu bennya email masuk. Seketika perasasaan saya diselimuti rasa takut, bingung, cemas yang membuat tubuh saya menjadi bergetar.
Perlahan-lahan saya membuka kunci pengaman handphone dan segera membuka email tersebut untuk mencari daftar nama siswa yang lulus. Pikiran buruk pun menimpa saya, karena nama saya belum terlihat dalam daftar. Dengan serius dan teliti saya melihat setiap nama yang ada. Akhirnya nama saya ada dan saya sangat bersyukur dan senang karena bisa menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA ini. Sontak saya berteriak kegirangan yang menggemparkan seisi villa. Teman-teman saya yang ada disekitar saya mengucapkan selamat atas kelulusan dan juga merasakan kebahagiaan yang saya rasakan.
Merayakan kelulusan saya, salah satu teman saya yang bernama Kezia mengusulkan untuk pergi ke salah satu tempat wisata air terjun yang berada di sekitar Puncak ini dan kami menyetujuinnya. Sebelum pergi kami mencari-cari informasi tentang air terjun tersebut di dengan bantuan Googling. Tidak perlu menunggu lama, alamat yang didapatkan sudah lengkap. Kami berkemas-kemas untuk ketempat tujuan dan meninggalkan villa untuk pulang ke Tangerang.
Kami berangkat dari vila sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan transportasi tiga mobil pribadi. Cuaca pada hari itu cukup dingin disertai angin yang cukup kencang. Perjalanan kami dari vila untuk sampai ketempat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kurang lebih 2 jam. Tidak seperti jalan tol yang selalu lurus, kami sempat nyasar karena tidak tau daerah tersebut dan belum pernah kesana sebelumnya. Melalui bantuan Maps yang ada, akhirnya kami sampai ditempat tujuan dengan selamat. Setelah sampai dan parkir mobil, kami harus berjalan kaki sekitar kurang lebih 300m hanya untuk sampai diloket pembayaran masuk. Biaya yang kami keluarkan adalah sebesar Rp. 14.000,-/orang.
Sebelum mendaki untuk sampai air terjun, kami mempersiapkan minuman agar tidak dehidrasi. Karena sepanjang jalan tidak ada yang jualan. Perjalanan yang kita tempuh untuk sampai ke tempat air terjun sekitar satu jam lamanya dan itu hanya untuk naik bukan beserta dengan turun. Setapak demi setapak kami lewati bersama-sama dan kita harus berhati-hati agar tidak terjatuh ataupun tersandung batu yang ada.
 Awalnya kami sangat semangat, tapi lama-lama kaki kami mulai pegal dan badan cukup lelah. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat sejenak. Kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi. Tiga orang teman saya ada yang sudah terbiasa untuk berjalan mendaki seperti ini karena mereka sering pergi mendaki, maka dari itu mereka berjalan sudah cukup jauh daripada kami yang lainnya. Saat sedang asyik mendaki sambil bersanda gurau bersama, saya melihat dua orang anak muda laki-laki yang sedang bersama-sama memiliki tujuan seperti kami untuk ke air terjun. Tiba-tiba salah satu pemuda tersebut mendekati saya. Saya pun sedikit risih dengan adanya dia disamping saya. Karena jalannya masih lebar dan tidak terlalu banyak orang sehingga memungkinkan ia bisa jauh dari saya jalannya.
Tiba-tiba ia memberanikan diri untuk bertanya kepada saya. “Permisi Mba.” Saut laki-laki itu. Awalnya saya tidak menanggapi apa yang ia katakan. Saya berpikir mungkin itu ucapan bukan untuk saya dan saya menghiraukan itu. Tetapi laki-laki ini tidak pantang menyerah. Ia mencoba untuk menyapa saya dan saya pun meresponnya. “Ada apa ya, Mas ?”. Dengan  raut muka yang senang, laki-laki itu memperkenalkan dirinya yang bernama Toni dan meminta foto bersama saya. Saya sangat kaget mendengar ungkapan itu. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman saya bertanya maksud dan tujuannya ingin berfoto bersama saya itu apa. Ternyata dia hanya ingin berfoto bersama karena ia tertarik dengan saya. Sempat bingung apa yang harus saya lakukan, menerima prmintaannya atau tidak. Salah satu teman saya takut laki-laki tersebut mempergunakan foto tersebut dengan tidak baik. Karena saya lihat ia hanya inin berfoto, akhirnya kami berfoto bersama beserta dengan teman-teman saya.
Perjalanan pun kami lanjutkan. Tidak sia-sia kami sampai di air terjun., di puncak gunung tersebut ada tiga air terjun yang berada disisi kiri, tengah, dan kanan. Air terjun yang sering digunakan wisatawan adalah yang bagaian tengah karena paling tinggi dan air yang turun juga sangat deras dibandingkan kedua air terjun yang lain. Kami bermain-main dibawah air terjun yang cukup dalam bagi saya. Airnya sangat dingin dan sangat jernih. Banhyak wisatawan yang lain tidak melewatkan momen tersebut dengan berfoto-foto dengan air terjun.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore dan mulai agak gelap. Kami bersih-bersih dan akan turun untuk pulang. Saat perjalanan pulang, sandal yamg dipakai Venny hampir putus dan ia harus pelan-pelan. Perjuangan yang begitu hebat bagi kami, kami sampai di parkiran sekitar setengah enam sore dan balik kerumah masing-masing. Sungguh menyenangkan bisa menikmati air terjun di Taman Gunung Gede Pangrango.

      

GLOBAL JOURNALISM

TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL Penulis : Grace Priskila Hakim Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA ...