Selasa, 21 Mei 2019

GLOBAL JOURNALISM


TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL
Penulis : Grace Priskila Hakim


Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA HAKIM)


TANGERANG – Industri tembakau merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar di Indonesia karena konsumsi rokok di bangsa ini sangat besar.

Fuad Baradja seorang ahli terapi berhenti rokok mengatakan bahwa Indonesia menjadi pasar rokok terbesar kedua di Asia setelah Cina.

“Ya, hal ini terjadi karena jumlah perokok dan penduduk Indonesia memang besar,” kata Fuad.
Diperkirakan, para perokok Indonesia menggunakan 5-7 persen penghasilan mereka setiap bulan untuk membeli rokok atau olahan tembakau lainnya. Tak heran banyak pabrik rokok yang beroperasi di Indonesia.

Kemunduran rokok di barat karena telah memberi dorongan kepada industri tembakau untuk memburu konsumen baru di negara-negara termiskin di dunia. Mereka mengarahkan seluruh tenaga untuk membawa produk yang sama, tipuan yang sama dan penipuan praktek pemasaran dan membawanya ke seluruh dunia.

Menurut Soegondo (2010: 29-30), produsen rokok sejak lama telah menggunakan pendekatan emosional untuk mengomunikasikan komoditasnya, yaitu rokok. Dari suatu komoditas yang diketahui membahayakan kesehatan, pesan dikemas sedemikian rupa sehingga rokok menjadi simbol budaya dan gaya hidup yang positif. Yang dipresentasikan adalah karakteristik rekayasa yang diharapkan mampu menciptakan persepsi, makna, gengsi, identitas dan kenikmatan bagi khalayaknya.

Ada dua kemungkinan kebohongan yang paling menghancurkan dalam sejarah bisnis di dunia adalah merokok tidak menyebabkan penyakit dan tidak memasarkannya ke anak kecil. Banyak iklan rokok dimana-mana yang mengatakan rokok itu keren, rokok itu menyenangkan dan rokok itu seksi. Terdapat berbagai kandungan zat kimia di dalam rokok, yaitu karbon monoksida, nikotin, tar, cadmium, acrolein, amoniak, asam format, hydrogen sianida, nitrous oxid, formaldehid, fenol, asetol, hydrogen sulfide, piridin, metal klorida, methanol. Kandungan dalam rokok itulah yang dapat membunuh seseorang bila mengkonsumsinya terus menerus.

“Sudah ngerokok dari SMP. Saya ngerokok karena faktor lingkungan. Pas dicoba enak aja gitu, sampe sekarang terus ketagihan,” ujar Johan mahasiswa yang menjadi perokok aktif.  

Di daerah Times Square kota New York dapat ditemukan iklan-iklan untuk hampir semua barang, tetapi ada satu produk yang tidak dapat ditemukan diantara papan-papan iklan yang berbinar-binar yaitu rokok. Iklan-iklan rokok telah banyak dilarang di Amerika Serikat. Disana sebungkus rokok seharga $12.00.

Suni (36) salah satu pedagang warung yang menjual rokok mengatakan keuntungannya tidak terlalu besar tetapi banyak yang mencarinya. Sebungkus rokok dibandrol sekitar Rp 9.000 – Rp 25.000.

“Jual rokok hanya untuk pemanis aja jadinya. Untungnya mah kecil, paling seribu sampai seribu lima ratus,” tambahnya. 
Sebungkus rokok yang dapat membuat orang ketagihan ketika mencobanya. (GRACE PRISKILA HAKIM)

New York adalah tempat termahal di Amerika untuk membeli rokok. Harganya berlipat kali ganda dari pada sekarang ini, dikarenakan Pajak-Sin besar yang ditetapkan baru-baru ini oleh pemerintah daerah dan negara dalam usahanya untuk mencegah konsumen untuk merokok.

Pendapatan mereka menjadi menurun karena harganya yang cukup mahal. Dahulu Amerika dijuluki sebagai negara Malboro. Pada waktu itu harga rokok masih sangat murah, kira-kira sama harganya dengan permen dan dapat merokok dimana saja.

Faud mengatakan bahwa di Indonesia ini harga rokok dijual dengan harga yang relatif murah, iklannya bisa kita temui dimana saja sehingga membuat orang tertarik untuk merokok. Hampir tidak ada batasan untuk tidak merokok. Masyarakat dengan bebas untuk merokok ditempat yang mereka ingini, kecuali tempat-tempat tertentu yang bebas rokok. Pembungkusan bahaya gambar rokok yang hanya 40% membuat masyarakat tidak begitu menghiraukan. Sedangkan di luar negri sendiri, sebesar 85% gambar bahaya rokok sehingga bisa membuat orang yang ingin membelinya untuk berpikir dua kali. 

Fuad Baradja seorang ahli terapi berhenti merokok di jalan Semeru, Jatiwarna, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (7/5/2019) pukul 17.30 WIB. (GRACE PRISKILA HAKIM)

Untuk industri tembakau, Indonesia menawarkan wilayah baru yang subur dan sangat menarik. Dengan peraturan pemerintah yang sedikit atau tidak ada untuk industri tembakau. Indonesia merupakan negara terpadat ke empat di dunia.

Kebanyakan dari acara di sponsori oleh produksi rokok. Djarum yang merupakan salah satu industri pembuat rokok terbesar. Bebas dari banyak peraturan dan restriksi yang menghambat usaha mereka di barat, cara agresif industri tembakau di tempat seperti ini tentu saja mendapatkan hasil. Di Amerika, seperti halnya di negara lain, menjual produk-produk tembakau pada anak dibawah umur 18 tahun adalah illegal. Di Indonesia, tidak ada peraturan semacam itu.

Target utama pasar rokok adalah anak muda, yang tidak resmi umur 14 tahun, dan resminya 18 tahun keatas. Pada tahun 2005, orang-orang Malboro di Philip Morris membayar sekitar 5 milyar dollar untuk membeli salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, yaitu Sampoerna.

Di Amerika sendiri, pemberentian penggunaan rokok sudah berdekade dimana ada persetujuan tentang sifat rokok yang dapat menghancurkan. Sedangkan di Indonesia masih menjadi perbedabatan.

Pajak untuk rokok juga membawa kira-kira 7 milyar dollar per tahunnya untuk pemerintah. Pemasukkan berasal dari industri tembakau, tetapi hal ini juga bisa membahayakan masyarakat. Banyak yang meninggal akibat rokok ini. Iklan rokok dengan tampilan yang terbuka membuat orang semakin tertarik untuk mencobanya. Merokok tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi dapat menyebabkan kemiskinan. Pemerintah Indonesia lemah dalam menanggapi hal ini. Kita merupakan satu-satunya negara yang Asia terbesar yang tidak memiliki konfensi pengawasan rokok. 



REFERENSI

GLOBAL JOURNALISM

TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL Penulis : Grace Priskila Hakim Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA ...