Jumat, 03 November 2017

Before The Blood

Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim di Dunia


Film Before The Flood merupakan film dokumenter yang di bintangi oleh Leornardo DiCaprio yang dibuat oleh National Geographic dan ditayangkan di TV Nat Geo maupun beredar luas di Youtube. Film ini menceritakan bagaimana banyak kejadian yang menyebabkan kerusakan lingkungan maupun perubahan iklim. Serta dampak yang dirasakan masyarakat yang ada di dunia. Dalam film ini, beberapa negara diambil sebagai contoh untuk menunjukkan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, yaitu Amerika dan kanada, China, India, Indonesia. Serta kepulauan, pengusaha, peningkatan suhu bumi yang dibahas dalam film tersebut.
Dimulai dari Amerika dan Kanada. Perusahaan perkebunan yang ada disana mengalami kerusakan akibat ekolasi minyak dan gas. Ini disebabkan kurangnya rasa kepeduliaan masyarakat Amerika terhadap lingkungan sekitar. Karena segala sesuatu yang dilakukan manusia dapat menghasilkan karbon dioksida. Misalnya dari cerobong asap yang dihasilkan dari kegiatan pabrik. Menyebabkan polusi udara dan berdampak pada kesehatan manusia dari asap yang dihasilkan pabrik tersebut. Masyarakat di laut Atrik menjelaskan bahwa air laut disana awalnya sangat biru. Akan tetapi laut tersebut berubah menjadi es dan tidak sebiru yang dulu. Seorang ahli geologi juga mengatakan bahwa pada tahun 2040 laut tersebut sudah bisa dilewati kembali. Ini dikarena es nya telah mencair dan bisa berlayar di kutub utara pada saat musim kemarau. Perusahaan minyak ini yang membuat suatu aksi suap kepada berbagai pihak yang bersangkutan untuk tidak mempercayai adanya perubahan iklim. Sehingga pihak perusahaan tidak merasa bersalah dan dapat membela dirinya.
Lain halnya di China, sekitar kota Beijing dan Shandong banyak yang menggunakan batubara sebagai bahan untuk industri energi. Kekhawatiran masyarakat disana semakin nampak dengan adanya perubahan iklim dapat mengganggu kesehatan mereka. Selanjutnya adalah di India. India merupakan negara yang berpolusi tinggi bahkan tertinggi di dunia. Karena banyak kegiatan mereka yang menggunakan batubara untuk kegiatan sehari-hari dan kelangsungan hidupnya. Sunita Narain yang berasal dari pusat sain dan lingkungan mengatakan bahwa sekitar 300 juta penduduk India belum mendapatkan energi. Masyarakat India menggunakan kotoran sapi sebagai bahan bakar. Persediaan batubara di India cukup besar. Tetapi penggunaan batubara masyarakat Amerika lebih boros dibandingkan masyarakat India. Dikarenakan rumahnya lebih besar sehingga membutuhkan listrik yang lebih banyak. Walaupun penduduk di India sangat banyak. Mereka berharap agar masyarakat Amerika lebih bijak dan efisien lagi dalam menggunakan batubara.
Di dalam film tersebut juga mengangkat Indonesia sebagai salah satu emiter kabon terbesar dunia. Penyebabnya adalah deforestasi besar-besaran di wilayah tersebut. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menghasilkan polusi karbon yang tinggi dari jumlah karbon yang dihasilkan rata-rata seluruh aktivitas Amerika per hari.  Ekosistem Leuser di Aceh, di mana tingkat pembukaan hutan yang sangat tinggi telah memperburuk masalah perubahan iklim. Leonardo DiCaprio terlihat kesulitan pada saat melihat pemandangan di luar pada saat berada di dalam helikopter. Kerusakan hutan yang terjadi di Sumatra merupakan akibat dari eksploitasi dan sengaja dihanguskan untuk penanaman kelapa sawit. Kejadian ini bukan satu dua kalinya terjadi. Bahkan sering dan memang sengaja diperencanakan.
Pulau Sumatra dipakai untuk penanaman kelapa sawit karena memiliki luas lahan Perkebunan Rakyat (PR) terbesar dibandingkan pulau lainnya. Luasya bisa mencapai 3.526.582 hektar. Sumatra juga dikenal luas akan keberadaan perusahaan-perusahaan tua perkebunan yang sudah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda. Keberadaan perkebunan kelapa sawit memiliki andil besar terhadap pembangunan daerah, seperti penyediaan lapanagn pekerjaan, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat luas. Masyarakat Indonesia mendapatkan keuntungan besar dari ketersediaan pasokan kelapa sawit yang melimpah di dalam negeri.
Banyak keuntungan yang kita dapatkan dari kelapa sawit. Produksi minyak yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak, minyak industri, dan bahan bakar seperti biodiesel. Oleh sebab itu, banyak hutan yang ada di Indonesia diubah menajdi perkebunan kelapa sawit. Indonesia bangga dengan produksi kelapa sawitnya yang sangat berlimpah. Tanpa disadari, semakin besar produksi kelapa sawit maka akan semakin besar juga kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagaimana tidak ? Lahan hutan yang seharusnya untuk kelangsungan hidup binatang dan kelestarian lingkungan, diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Satu pohon kelapa sawit saja dapat menyerap air yang sangat banyak. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak hutan yang sudah tiada untuk digantikan sebagai perkebunan kelapa sawit. Berbagai penelitian dan para ilmiah mengatakan bahwa aktivitas perkebunan kelapa sawit dan pengolahan hasil produksinya telah menimbulkan berbagai penyakit bagi ekosistem hutan dan sekitarnya. Indikatornya banyak dan tak bisa ditutupi. Tanah-tanah pada perkebunan kelapa sawit dan lahan sekitar yang tercemar oleh aktivitas pengolahan minyaknya. Kelompok mikroorganisme indicator kesuburan tanah juga mengalami penurunan. Dan sangat sulit untuk sekarang ini memperbaiki keadaan lingkungan dan perubahan iklim yang ada.


Pemerintah harus bekerja keras untuk membangkitkan kembali keadaan lingkungan ala mini. Karena semakin hari akan semakin memburuk bila tidak dilakukan pencegahan dari sekarang. Melalui film “Before The Flood” ini bisa membuat masyarakat dunia sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari peistiwa ini dan untuk lebih peduli lagi kepada alam khususnya lingkungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GLOBAL JOURNALISM

TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL Penulis : Grace Priskila Hakim Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA ...