Sabtu, 11 November 2017

ENVIRO IAR


Penyelamatan Orangutan



Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia atau biasa disebut dengan yayasan IAR yang berlokasi di Sinarwangi, Ciapus, Bogor. Yayaysan IAR adalah organisasi yang bergerak di bidang penyelamatan, rehabilitasi dan konservasi satwa liar. Saat ini IAR memfokuskan kegiatannya pada satwa primate yaitu kukang, monyet ekor panjang dan beruk, serta orangutan. Penyelamatan ini dilakukan baik di dalam maupun di luar Indonesia. Orangutan atau nama lainnya adalah mawas adalah sejenis kera dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau kecoklatan yang tinggal di hutan gambut. Di dalam hutan terjadi pengkaplingan wilayah untuk memudahkan dalam merawat dan menjaga orangutan. Luas tanahnya mencapai 300 hektar. Orangutan ini tinggal di hutan gambut untuk melangsungkan kehidupannya.
Saat ini orangutan menjadi salah satu binatang yang terancam punah, bisa juga dikatakan sangat punah dan akan punah. Salah satu penyebabnya adalah dari ulah manusia. Pengurangan hutan secara besar-besaran. Hutan dibabat untuk lahan pertanian dan perkebunan kelapa sawit, serta permukiman warga sehingga mengancam kelangsungan hewan-hewan. Banyak yang melakukan aksi pemburuan liar. Hal ini disebabkan karena manusia merasa dirugikan dengan adanya hewan-hewan ini yang masuk kedalam hutan kemudian mencuri hasil perkebunannya. Perdagangan secara ilegal yaitu pencurian bayi-bayi orangutan. Pemburu terlebih dahulu memangsa induknya untuk dibunuh. Kemudian barulah diambil bayinya. Hal ini menyebabkan setiap satu bayi orangutan pun semakin habis dan mengancam kelangsungan hidup orangutan. Orangutan yang tinggal di lahan gaambut ini mudah terbakar bila air gambutnya mengalami kekeringan. Tidak hanya itu, kebakaran hutan juga disebabkan akibat ulah manusia yang menyebabkan beberapa orangutan terkena luka bakar bahkan sampai ada yang mati. Hutan juga diubah menjadi lahan pertambangan. Pertambangan mengubah seluruh isi hutan.
Kejadian ini yang membuat tim organisasi IAR mengadakan beberapa langkah untuk meningkatkan populasi orangutan kembali. Pusat dari Yayasan IAR berada di Inggris, Amerika, Kanada. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menangkap orangutan. Pertama, dengan mengusir orangutan dengan suara bunyi-bunyian. Bila cara ini tidak ampuh, tim menggunakan cara yang kedua, yaitu dengan membius orangutan yang sudah ditargetkan. Setelah itu, orangutan tersebut jatuh kedalam jaring yang telah dsediakan.  Orangutan yang telah berhasil ditangkap, akan mengikuti tahap selanjutnya yaitu rehabilitas.
Di rehabilitasini, orangutan ini dibius yang disesuaikan dengan umur dari orangutan tersebut. Dalam masa rehabilitasi, orangutan dikarangtina selama delapan minggu atau dua bulanlamanya. Dilhat dari kondisi orangutan yang sudah bisa dilepas atau bebas dari penyakit. Sebesar 97% DNA orangutan hampir sama dengan manusia. Untuk melakukan tes apakah ada spesies baru, menggunakan patogen untuk dikembangbiakkkan lalu dicek di laboratorium. Pengecekan ini bisa dari rehak, kotoran, dan lain sebagainya. Dari pengecekkan tersebut, barulah bisa ditemukan apakah ada spescies baru atau tidak. Salah satus pesiesnya adalah Pongo Pygmaeus dari Kalimantan, Aboliee dari Sumatera, dan Tapanesliensis merupakan spesies baru yang ditemukan.
“Biaya yang dikeluarkan yayasan untuk memberikan makan dan medis adalah 150 dollar untuk satu orangutan. Belum lagi kalau ada yang dirawat, maka biaya yang digunakan adalah 250 dollar per orangutan.” Jelas Tantyo Bangun saat presentasi dalam mata kuliah Enviro. Setelah selesai dikarangtina, orangutan juga belajar disekolah khusus orangutan. Di sekolah, orangutan bisa bermain sambil belajar sebagai bekal mereka jika sudah dilepas di hutan. Batas pengajaran kepada orangutan sampai usia satu setengah tahun, karena masih bisa di ubah tingkah laku, karakter agar lebih mudah diatur. Dalam tahap pengajaran, kesulitan tim yaitu dalam mengajari orangutan ketika mereka dalam bahaya. Contohnya ketika di dekat mereka ada seekor ular, mereka bukannya menjauh tetapi berusaha untuk mendekati ular tersebut.
Tahap ketiga yaitu pelepasan orangutan. Saat pengembalian orangutan kehutan, terlebih dahulu disuntik setengah bius dan digotong kehutan, barulah dilepas. Pelepasan berada di tiga titik. Titik pertama di Taman Nasional Bukit Baka. Titik kedua di Gunung Palung Nasional Park.Dan titik ketiga di Hutan Lindung Gunung Tarak. Setelah dilepas sesuai dengan kesepakatan tim, yayasan tidak seratus persen benar-benar melepasnya. Tetapi setiap harinya mereka melakukan pengecekan apa saja yang dilakukan, dari mana ia mendapatkan makanan. Segala aktifitas orangutan dikontrol selama beberapa hari kedepan. Jika memang memungkinkan sudah mampu sendiri, maka orangutan tersebut akan hidup bebas kembali di hutan.

Tempat tinggal untuk setiap orangutan diberikansatu kilometer persegi. Untuk sekarang ini, Yayasan IAR sudah menampung sebanyak 112 orangutan. Angka ini mengalami peninggkatan dari tahun sebelumnya. Semakin banyak orangutan yang ditampung, maka akan semakin besar juga masalah yang ditanggung. Untuk menghitung jumlah populasi. Orangutan juga membuat sarang di hutan untuk tempat tinggal mereka. Tim yayasan bisa mengetahui jumlah orangutan dari sarang yang dibuatnya itu. Penelitian membuktikan orangutan yang tinggal di penangkaran dan karangtina umurnya lebih pendek dari orangutan yang hidup di alam bebas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GLOBAL JOURNALISM

TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL Penulis : Grace Priskila Hakim Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA ...