Penyelamatan Orangutan
Yayasan
Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia atau biasa disebut dengan yayasan IAR yang
berlokasi di Sinarwangi, Ciapus, Bogor. Yayaysan IAR adalah organisasi yang
bergerak di bidang penyelamatan, rehabilitasi dan konservasi satwa liar. Saat ini IAR
memfokuskan kegiatannya pada satwa primate yaitu kukang, monyet ekor panjang dan beruk,
serta orangutan. Penyelamatan ini dilakukan baik di dalam maupun di luar Indonesia. Orangutan
atau nama lainnya adalah mawas adalah sejenis kera dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau kecoklatan
yang tinggal di hutan gambut. Di
dalam hutan terjadi pengkaplingan wilayah untuk memudahkan dalam merawat dan menjaga
orangutan. Luas tanahnya mencapai 300 hektar. Orangutan ini tinggal di
hutan gambut untuk melangsungkan kehidupannya.
Saat ini
orangutan menjadi salah satu binatang yang terancam punah,
bisa juga dikatakan sangat punah dan akan punah. Salah satu penyebabnya adalah dari ulah manusia. Pengurangan hutan secara besar-besaran. Hutan dibabat untuk lahan pertanian dan perkebunan kelapa sawit,
serta permukiman warga sehingga mengancam kelangsungan hewan-hewan. Banyak yang
melakukan aksi pemburuan liar. Hal ini disebabkan karena manusia merasa dirugikan dengan adanya hewan-hewan ini
yang masuk kedalam hutan kemudian mencuri hasil perkebunannya. Perdagangan secara ilegal yaitu pencurian bayi-bayi
orangutan. Pemburu terlebih dahulu memangsa induknya untuk dibunuh. Kemudian barulah diambil bayinya. Hal
ini menyebabkan setiap satu bayi orangutan pun
semakin habis dan mengancam kelangsungan hidup orangutan. Orangutan yang tinggal di
lahan gaambut ini mudah terbakar bila air gambutnya mengalami kekeringan. Tidak hanya itu,
kebakaran hutan juga disebabkan akibat ulah manusia yang menyebabkan beberapa
orangutan terkena luka bakar bahkan sampai ada yang mati. Hutan juga diubah menjadi lahan pertambangan. Pertambangan mengubah seluruh isi hutan.
Kejadian ini
yang membuat tim organisasi IAR
mengadakan beberapa langkah untuk meningkatkan populasi orangutan kembali. Pusat dari Yayasan
IAR berada di Inggris, Amerika, Kanada. Ada beberapa cara yang
digunakan untuk menangkap orangutan. Pertama, dengan mengusir orangutan
dengan suara bunyi-bunyian. Bila cara ini tidak ampuh, tim menggunakan cara yang kedua,
yaitu dengan membius orangutan yang sudah ditargetkan. Setelah itu, orangutan
tersebut jatuh kedalam jaring yang telah dsediakan. Orangutan yang
telah berhasil ditangkap, akan mengikuti tahap selanjutnya yaitu rehabilitas.
Di
rehabilitasini, orangutan ini dibius yang disesuaikan dengan umur dari orangutan
tersebut. Dalam masa rehabilitasi, orangutan
dikarangtina selama delapan minggu atau dua bulanlamanya. Dilhat dari kondisi orangutan
yang sudah bisa dilepas atau bebas dari penyakit. Sebesar 97% DNA orangutan
hampir sama dengan manusia. Untuk melakukan tes apakah ada spesies baru,
menggunakan patogen untuk dikembangbiakkkan lalu dicek di
laboratorium. Pengecekan ini bisa dari rehak, kotoran, dan lain sebagainya. Dari
pengecekkan tersebut, barulah bisa ditemukan apakah ada spescies baru atau tidak. Salah
satus pesiesnya adalah Pongo Pygmaeus dari
Kalimantan, Aboliee dari Sumatera, dan Tapanesliensis merupakan spesies baru yang
ditemukan.
“Biaya
yang dikeluarkan yayasan untuk memberikan makan dan medis adalah 150 dollar untuk satu
orangutan. Belum lagi kalau ada yang dirawat, maka biaya yang digunakan adalah 250
dollar per orangutan.” Jelas Tantyo Bangun saat presentasi dalam mata kuliah Enviro. Setelah selesai dikarangtina, orangutan
juga belajar disekolah khusus orangutan. Di sekolah, orangutan bisa bermain sambil belajar sebagai bekal mereka jika sudah dilepas
di hutan. Batas pengajaran kepada orangutan sampai usia satu setengah tahun, karena masih bisa
di ubah tingkah laku, karakter agar lebih mudah diatur. Dalam tahap pengajaran, kesulitan tim yaitu dalam mengajari
orangutan ketika mereka dalam bahaya. Contohnya ketika di dekat mereka ada seekor ular,
mereka bukannya menjauh tetapi berusaha untuk mendekati ular tersebut.
Tahap ketiga yaitu pelepasan
orangutan. Saat pengembalian orangutan kehutan, terlebih dahulu disuntik setengah bius dan digotong kehutan,
barulah dilepas. Pelepasan berada di tiga titik. Titik pertama di Taman Nasional
Bukit Baka. Titik kedua di Gunung Palung Nasional Park.Dan titik ketiga di
Hutan Lindung Gunung Tarak. Setelah dilepas sesuai dengan kesepakatan tim,
yayasan tidak seratus persen benar-benar melepasnya. Tetapi setiap harinya mereka melakukan pengecekan apa saja
yang dilakukan, dari mana ia mendapatkan makanan. Segala aktifitas orangutan dikontrol selama beberapa hari kedepan. Jika memang memungkinkan sudah mampu sendiri,
maka orangutan tersebut akan hidup bebas kembali di hutan.
Tempat tinggal untuk setiap
orangutan diberikansatu kilometer persegi. Untuk sekarang ini, Yayasan IAR
sudah menampung sebanyak 112 orangutan. Angka ini mengalami peninggkatan dari tahun sebelumnya. Semakin banyak
orangutan yang ditampung, maka akan semakin besar juga masalah yang ditanggung.
Untuk menghitung jumlah populasi. Orangutan juga membuat sarang di hutan untuk tempat tinggal mereka. Tim
yayasan bisa mengetahui jumlah orangutan dari sarang yang dibuatnya itu. Penelitian membuktikan
orangutan yang tinggal di penangkaran dan karangtina umurnya lebih pendek dari
orangutan yang hidup di alam bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar