Minggu, 17 Maret 2019


TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE


Dalam tugas Reporting on Science Technology ini saya akan membahas tentang penyakit DBD. Demam Berdarah Dengue atau biasa yang kita kenal dengan singkatan DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus Dengue yang dibawa oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara dan tidak dari orang ke orang. Virus Dengue ini memiliki empat tipe, yaitu DEN 1-4. Tidak menutup kemungkinan bila seseorang telah mengalami sakit DBD, lebih berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.
Sebagai orang awam, terkadang publik tidak mengetahui lebih mendalam penyebab timbulnya penyakit DBD. Kebanyakan masyarakat hanya tahu karena gigitan nyamuk saja. Populasi penduduk yang terus bertambah dan mobilitasnya yang terus meningkat telah menyebabkan virus ini menyebar luas di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
Berikut ini saya akan jabarkan beberapa faktor penyebab DBD, pertama adalah umur. Menurut beberapa penelitian bahwa usia anak-anak kurang dari 12 tahun akan lebih rentan dibandingkan orang dewasa. Dikarenakan akan-anak belum memiliki kekebalan tubuh yang lebih. Kedua, tempat penampungan air dapat menjadi sarang jentik yang kemudian menjadi nyamuk dewasa. Sebaiknya tempat penampungan air jagan dibiarkan terbuka melainkan menutupnya ketika selesai digunakan. Ketiga, memiliki kebiasaan menggantung pakaian di luar dan di dalam kamar sangat digemari nyamuk untuk berkembangbiak bahkan untuk bertelur.
            Melalui konsultasi saya dengan Dokter Umum Hendri Pangestu yang membuka Klinik di daerah Pasar Baru Tangerang. Dua tahun lalu, tepat di bulan maret saya datang ke kliniknya untuk melalukan pemeriksaan. Keluhan yang dirasakan adalah sakit demam selama tiga hari lamanya. Kemudian ia menganjurkan untuk tes darah agar lebih jelas sakit yang dialami. Menurutnya, demam yang sudah tiga hari tersebut, dan suhunya naik turun disertai sakit kepala, mual dan muntah, badan terasa nyeri dan lemas merupakan gejala dari DBD. Pada hari keempat, akhirnya saya memutuskan ke rumah sakit di Kota Tangerang  untuk melakukan tes darah. Hasil labnya pun mengatakan saya positif DBD. Ketika sudah dinyatakan positif, bitnik-bintik merah di tubuh baru muncul dan terasa perih bila terkena gesekan pakaian yang sedang dikenakan atau sedang mandi.
            Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan dari 1-12 Maret 2019 ini sudah ada 172 yang sudah terjangkit DBD. Dikabarkan seorang anak 17 tahun dan berusia empat tahun asal Jakarta Timur meninggal akibat DBD. Menurut kabar rumah sakit, anak usia 17 tahun sudah sakit parah baru dilarikan ke rumah sakit swasta. Ia meninggal ketika akan dirujuk ke RSUD. Pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian ini adalah, masyarakat harus lebih mengerti bagaimana gejala dan faktor dari suatu penyakit. Tetapi kendalanya, untuk masyarakat menengah kebawah kurang mengerti medis, menganggap sepele sakit demam itu.
            Penyakit DBD harus ditangani dengan segera. Banyak masyarakat awam, terutama yang berkebudayaan Tionghoa menyakini bahwa air olahan angkak bisa digunakan untuk menaiki trombosit penderita. Padahal para ahli atau peneliti belum memberikan penjelasan tentang angkak tersebut apakah bisa menaiki trombosit. Melalui siaran televisi tentang kesehatan di salah satu channel, dokter mengatakan bahwa buah jambu merah tidak bisa meningkatkan trombosit. Pernyataan itu adalah mitos. Kesalahan dari masyarakat mudah percaya tanpa menyelusuri lebih dalam dari mana asal pernyataan tersebut.
            Penjelasan diatas terkadang hanya menyebutkan kata “menurut peneliti” sehingga membuat masyrakat yang membaca dan mendengarnya merasa percaya dan yakin bahwa hal tersebut memang sesuai dengan faktanya. Akan tetapi, kebanyakan dari penulis blog tidak disebutkan nama dari peneliti itu sendiri. Beberapa teman yang saya tanyakan mengenai bagaimana cara mencari tahu tentang sesuatu di Google ? Tujuh dari mereka menjawab, percaya akan adanya penjelasan dari para peneliti. Dan mempercayaai kalau artikel pertama yang muncul itu yang bisa dipercaya.
Seharusnya pemerintah bisa menindaklanjuti kasus seperti ini. Adanya seminar atau terjun langsung ke desa-desa tentang pencegahan penyakit DBD. Terkadang tidakhanya masyarakat awam yang kurang mengerti gejala-faktornya. Masyarakat yang telah mengerti teknologi saja masih belum bisa menggunakannya dengan baik. Dengan adanya Google, yang bisa kita gunakan dan bisa mencari apa saja belum sepenuhnya digunakan dengan baik. Pemerintah harus mengadakan penggunaan teknologi dengan tema “Literacy Media” agar pengguna bisa memanfaatkannya sesuai kebutuhan dan kepentingan pribadi. 
           



Referensi :

Sabtu, 16 Maret 2019

Dalam tugas Reporting on Science Technology ini saya akan membahas tentang penyakit DBD. Demam Berdarah Dengue atau biasa yang kita kenal dengan singkatan DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk 

GLOBAL JOURNALISM

TEMBAKAU INDONESIA MENYUMBANG PEMASUKKAN GLOBAL Penulis : Grace Priskila Hakim Ilustrasi rokok dan pohon tembakau (GRACE PRISKILA ...